Selasa, 21 Oktober 2008

FARMAKOTERAPI

Kholilur Rohman, S. Farm.
KI 081100955

KASUS :
Baim, seorang anak laki-laki berumur 10 th, 25 kg. dia mempunyai riwayat asma. Dia datang bersama ibunya ke apotek untuk menebus resep yang berisikan steroid inhaler.

PENANGANAN :
Subjektif :
Gejala : asma sejak bayi, nafas susah dan berbunyi (mengi/wheezing), pada malam hari gejala memburuk, batuk tidak produktif, frekuensi minggu 2x serangan.
Riwayat pengobatan : inhaler ventolin (β2 agonis).

Objektif :
PEF = 60%
RR = 20/menit
Pulse = 60/menit
Temp = normal
TD = 110/70 mmHg

Assestment :
ü Asma kronis.
ü Asma moderate-persistent (sedang menetap)/tahap 3 Þ FEV1 atau PEF 60%-80% dengan prediksi variasi PEF >30%.

Plan :
1. Mengurangi serangan/memperkecil frekuensi terjadinya serangan.
2. FEV1 atau PEF normal dengan variasi kurang dari 20%.
3. Menurunkan frekuensi kunjungan ke dokter atau RS.
4. Menurunkan morbiditas dan mortalitas.
5. Monitoring ESO.
6. Monitoring IO.
7. Memberikan KIE pada pasien dan keluarga.
8. Membantu pasien agar mampu beraktivitas lagi tanpa terganggu serangan/keadaan yang memburuk.
9. Menurunkan terjadinya remodeling saluran nafas jangka panjang yang menyebabkam perubahan paru-paru secara irreversible.
10. Sesedikit mungkin menggunakan β2 agonis jika perlu.

Pemilihan Obat Berdasarkan Algoritme Terapi
Diberikan inhalasi steroid untuk pengobatan cepat, kemudian diulangi assesment. Apabila terjadi eksaserbasi sedang dengan FEV1 atau PEF 60%-80% maka perlu penambahan β2 agonis aksi pendek tiap 60 menit. Treatment 1-3 jam sampai ada perbaikan (FEV1 atau PEF ≥ 70%).

KIE
1. Informasi kepada pasien (ibu pasien).
2. Melakukan pencegahan terhadap pemicu serangan seperti debu, polusi, merokok, olah raga berat, perubahan temperatur secara ekstrim, dll.
3. Edukasi berbagai pencegahan dan pengatasan ketika terjadi serangan asma, seperti pengetahuan tentang patogenesis asma, mengenal pemicu asma, mengenal tanda-tanda awal keparahan gejala, cara penggunaan obat yang tepat, bagaimana memonitor fungsi parunya, selain itu dapat dilakukan fisioterapi nafas (senam asma), vibrasi dan atau perkusi toraks, dan batuk yang efisien.
4. Mengulangi pengunaan produk inhaler dengan baik.
5. Pola hidup sehat.
6. Membatasi aktivitas terutama aktivitas berat.
7. Olah raga ringan seperti jalan santai.
8. Selalu relaksasi.

MONITORING
1. Jumlah penggunaan β2 agonis dan kortikosteroid terutama 1-3 jam setelah pemakaian.
2. Aktivitas pasien.
3. Kekerapan muncul symptom atau serangan.
4. Pemeriksaan spirometri/pemeriksaan fisik dan lab seperti FEV1, O2 saturasi, HCO3 (gas darah).
5. ESO dan DRP.
6. Peningkatan quality of life (QOL) dan pengembalian fungsi paru menjadi normal.
7. Tidak ada serangan akut terutama pada malam hari..

Tidak ada komentar: